LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
DalamRangka
PENDIDIKAN
SISTEM GANDA (PSG)
DI
CV.
INBIAS FARM AMBARAWA
KABUPATEN
SEMARANG
Disusun Oleh :
NAMA : SAIFUL OKA ALFIAN
NIS :
7179
PROGAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK
KOMPETENSIKEAHLIAN : AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSI
PEMERINTAH
KABUPATEN SEMARANG
DINAS
PENDIDIKAN
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 BAWEN
KAB.
SEMARANG
2013
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
DalamRangka
PENDIDIKAN
SISTEM GANDA (PSG)
Di
CV.
INBIAS FARM AMBARAWA
KABUPATEN
SEMARANG
Disusun Oleh :
NAMA : SAIFUL OKA ALFIAN
NIS :
7179
PROGAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK
KOMPETENSIKEAHLIAN : AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
DisusunGunaMelengkapiSyarat
– Syarat
DalamMengikutiUjianSekolah
/ Nasional
TahunPelajaran
2013 /2014
Tanggalditerima:
Tanggaldisetujui:
Mengetahui
Pimpinan
DU/DI Pembimbing
/ Instruktur
H. BagusHandoyo, SE Bambang
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
RUMAH POTONG HEWAN (RPH)
DalamRangka
PENDIDIKAN
SISTEM GANDA (PSG)
Di
CV.
INBIAS FARM AMBARAWA
KABUPATEN
SEMARANG
Disusun Oleh :
NAMA : SAIFUL OKA ALFIAN
NIS :
7179
PROGAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TERNAK
KOMPETENSIKEAHLIAN : AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
DisusunGunaMelengkapiSyarat
– Syarat
DalamMengikutiUjianSekolah
/ Nasional
TahunPelajaran
2013 /2014
Tanggalditerima:
Tanggaldisetujui:
KetuaProgamStudi Guru
Pembimbing
Surana,
SP AlipDwiBasuki,
SP.M.Eng
NIP: 19670624 199203 1 002 NIP: 19700619 199303 1 007
Mengetahui
KepalaSekolah WakaHumas
Jumeri, STP Msi Nana
Mulyana, SP
NIP: 19630510 198503 1 019 NIP: 19690601 199203 1 012
KATA
PENGANTAR
Pujisyukur
Alhamdulillah penulispanjatkankehadirat Allah SWT yang
telahmelimpahkanRahmatdanHidayahnyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanlaporanpraktikkerja
industry (prakerin) initanpahalanganapapun.
Praktikkerja
industry inidilaksanakanmulaitanggal 4 Februarisampaidengan 4 Mei
2013.Adapuntempatpelaksanaannyaadalah di CV. INBIAS FARM Ambarawa, kab.
Semarang.
Penulismenyadaribahwaadabantuandarisemuapihak,
laporanpraktikkerja industry initidakakanterwujuddenganbaik.
Olehkarenaitupenulisinginmengucapkanterimakasihkepada:
1.
BapakJumeri, STP M. Si,
selakuKepalaSekolah SMK N 1 Bawen.
2.
BapakSurana, SP,
selakuKajurBudidayaTernak.
3.
Bapak H. BagusHandoyo, SE, selakupemilikperusahaan.
4.
BapakAlifDwiBasuki, SP .M .Eng,
selakupembimbing.
5.
SeluruhstafkaryawanDU/DI.
6.
Semuapihak yang
telahmembantuterselesaikannyalaporanini.
Harapanpenulislaporaninibisabermanfaatbagiteman
– temandanbagipenulissendiri.Penulissadarbahwalaporaninijauhdari kata sempurna,
olehsebabitukritikdansarandaripembaca yang
bersifatmembangunakanpenulisterimadengansenanghati. Akhir kata
penulisucapkanterimakasihdanbilaterjadikesalahanatau kata yang
kurangberkenanpenulismemintamaaf yang sebesar – besarnya.
Bawen,
Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................................
i
HALAMAN
PENGESAHAN DU/DI........................................................................
ii
HALAMAN
PENGESAHAN SEKOLAH................................................................
iii
KATA
PENGANTAR................................................................................................. iv
DAFTAR
ISI...............................................................................................................
v
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan
Praktik Kerja Industri......................................................... 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian RPH ............................................................................. 3
B.
Fungsi RPH ................................................................................... 3
C.
Persyaratan RPH ............................................................................ 4
D.
Daging dan Karkas ........................................................................ 4
BAB
III PELAKSANAAN
A.
Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 6
B.
Tempat dan Skala Produksi ........................................................... 6
C.
Sistem Pelaksanaan ........................................................................ 6
D.
Prosedur atau Skema Proses Produksi ........................................... 6
BAB
IV PEMBAHASAN
A.
Proses Pemotongan ........................................................................ 8
B.
Pemasaran ...................................................................................... 8
C.
Penanganan Limbah RPH .............................................................. 8
D.
Standar Operasional Prosedur ....................................................... 9
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................... 10
B.
Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................. 11
LAMPIRAN
– LAMPIRAN
Lampiran 1. Program
Kerja Praktik Kerja Industri
Lampiran 2. Jurnal Kegiatan
Praktik Kerja Industri
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembangunan
nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.Demikian pula pembangunan nasional di sektor peternakan
yang bertujuan meningkatkan taraf dan pendapatan masyarakat peternakan agar
tercapainya pembangunan Indonesia seutuhnya.Sejalan dengan era globalisasi dan
lajunya pertumbuhan penduduk dewasa ini dapat di lihat pada pembangunan ekonomi
khususnya di sektor peternakan, khususnya ternak potong.
Besarnya
permintaan kosumen akan daging, baik regional maupun nasional, sehingga
menuntut pemerintah untuk mengembangkan sektor peternakan khususnya ternak
potong demi mencukupi kebutuhan daging di masyarakat, pada umumnya untuk
memenuhi kebutuhan protein hewani.
Permintaan
masyarakat terhadap daging yang sehat khususnya daging sapisebagai sumber utama
protein hewani terus meningkat, oleh karena itu keberadaan rumah potong hewan
sangat diperlukan, yang dalam pelaksanaannya harus dapat menjaga kualitas, baik
dari tingkat kebersihannya, kesehatannya, ataupun halalnya daging untuk
dikonsumsi.Berdasarkan hal tersebut maka pemerintah mendirikan Rumah Potong
Hewan (RPH) di daerah seluruh Indonesia.
Perusahaan
daerah rumah prmotongan hewan merupakan akat kelengkapan otonomi daerah yang
diharapkan secara berkesinambungan mampu mengoptimalkan pelayanan kepada
masyarakat luas dalam penyediaan daging higenis layak dikonsumsi meskipun tetap
bertujuan untuk mencari laba (profit driented). Rumah pemotongan hewan meberikan
pelayanan di bidang pemotongan hewan khususnya kepada para jagal, juga kepada
msyarakat umum (potongan hajad) dan sebagai tempat belajar bagi siswa/mahasiswa
yang ingin mempelajari cara pemotongan maupun kegiatan yang ada di RPH.
B. Tujuan
Praktik Kerja Industri
1. Bagi
Industri
a. Dunia
Industri atau Dunia Usaha memperoleh tenaga yang terlatih, terdidik dan
berpengalaman.
b. Memperhatikan
kepuasan pengakuan bagi dunia industry dan dunia kerja untuk ikut serta dalam
menentukan hari depan bangsa melalui pendidikan system ganda.
c. Melaksanakan
kerja sama yang saling menguntungkan dan melengkapi untuk meningkatkan berbagai
keunggulan (competitive dan cooperative).
2. Bagi
Sekolah
a. Meningkatkan,
memperluas dan memantapkan keterampilan atas kerjasama siswa sebagai bekal
berwirausaha.
b. Menghasilkan
tenaga kerja yang terdidik dan tenaga kerja yang professional serta bertanggung
jawab.
c. Memperkuat
keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan DU/DI.
d. Meningkatkan
efisiensi proses pendidikan dan juga pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
e. Memberikan
pengakuan dan pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
RPH
Proyeksi permintaan produk – produk
peternakan khususnya daging terus meningkat karena cepatnya laju pertumbuhan
penduduk, kenaikan per kapita serta kecenderungan perubahan pola makan yang
ditandai dengan bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya daging
sebagai salah satu bahan makanan yang bergizi tinggi. Arus permintaan di atas
tidak dapat dilepaskan dari salah satu komponen agribisnis peternakan di sektor
hilir yaitu RPH yang fungsinya sebagai tempat terjadinya proses perubahan dari
ternak/hewan menjadi karkas/daging.
Rumah potong hewan adalah suatu bangunan
atau kompleks bangunan dengan desain tertentu yang digunakan sebagai tempat
memotong hewan selain ungags bagi konsumsi masyarakat luas (manual kesmavel
1993).
Usaha pemotongan hewan adalah kegiatan –
kegiaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan hokum yang melaksanakan
pemotongan hewan selain ungags di rumah pemotongan hewan milik sendiri atau
milik pihak lain atau menjual jasa pemotongan hewan (manual kesmavel, 1993).
B. Fungsi
RPH
Fungsi
dari RPH yaitu untuk mendukung peningkatan permintaan akan daging hasil
olahannya serta tetap menjamin kesehatan masyarakat dari produk ternak maka RPH
memegang peranan penting sebagai sarana atau piranti yang diperlukan untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat dalam usaha penyediaan daging aman (safe),
sehat (sound), utuh (wholesomeness), halal (grinds, 2001) dan berdaya saing
tinggi (grossklaus, 1992).
Menurut
lestari (1994) bahwa rumah pemotongan hewan mempunyai fungsi antara lain
sebagai berikut:
a. Sarana
strategis tata niaga ternak ruminansia, dengan alur dari peternakan, pasar
hewan, RPH yang merupakan sarana akhir tata niaga ternak hidup, pasar
swalayan/pasar daging dan konsumen yang merupakan sarana awal tata niaga hasil
ternak.
b. Pintu
gerbang produk peternakan berkualitas, dengan dihasilkan ternak yang gemuk dan
sehat oleh petani sehingga mempercepat transaksi yang merupakan awal
keberhasilan pengusaha daging untuk dipotong di RPH terdekat.
c. Menjamin
penyediaan bahan makanan hewan yang sehat, karena di RPH hanya ternak yang
sehat yang bisa dipotong.
d. Menjamin
bahan makanan hewani yang halal, dengan dilaksanakannya tugas RPH untuk memohon
ridho Yang Maha Kuasa dan perlakuan ternak tidak seperti benda atau yang
manusiawi.
e. Menjamin
keberadaan menu bergizi tinggi, yang dapat memperkaya masakan khas Indonesia
dan sebagai sumber gizi keluarga/rumah tangga.
f. Menunjang
usaha bahan makanan hewani, baik di pasar swalayan, pedagang kaki lima,
industry pengolahan daging dan jasa boga.
C. Persyaratan
RPH
a. Merupakan
tempat atau bangunan khusus untuk pemotongan hewan yang dilengkapi dengan atap,
lantai dan dinding.
b. RPH
memiliki tempat atau kandang untuk menampung hewan sebelum pemotongan. Pada
tempat atau penampungan tersebut, hewan diistirahatkan dan diperiksa
kesehatannya (pemeriksaan antemortem).
c. Memiliki
persediaan air bersih yang cukup.
d. Tempat
atau bangunan dilengkapi dengan sumber cahaya (misalnya lampu petromaks).
e. Terdapat
meja atau alat penggantung daging,agar daging tidak bersentuhan dengan lantai.
f. Terdapat
saluran pembuangan yang cukup baik, sehingga lantai tidak digenangi air buangan
dan air bekas cucian.
g. Diawasi
oleh dokter hewan atau pemeriksa daging atau petugas berwenang dari Dinas
Peternakan.
h. Setelah
proses pemotongan, RPH harus dibersihkan sehingga terjaga kebersihan dan
kesehatan RPH.
D. Daging
dan Karkas
Menurut
Manual Kesmavel (1993) daging adalah bagian – bagian hewan yang disembelih atau
dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara
lain daripada pendinginan atau bagian – bagian hewan potong yang disembelih
termasuk isi rongga perut dan dada yang lazim dimakan manusia.
Menurut Manual
Kesmavel (1993) karkas agalah bagian dari hewan potong yang disembelih setelah
kepala dan kaki dipisahkan, dikuliti, serta isi rongga perut dan dada
dikeluarkan.
III. PELAKSANAAN
A. Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2013
sampai dengan 4 Mei 2013 dan dilaksanakan pada awal semester 4.
B. Tempat
dan Skala Produksi
1. Tempat
Prakerin
Prakerin dilaksanakan di CV. INBIAS FARM, lokasi
peternakan terdapat di Desa Jagalan, Ambarawa, Kabupaten Semarang.
2. Skala
Produksi
CV. INBIAS FARM merupakan peternakan yang bergerak
di bidang penggemukan sapi. Setiap hari CV. INBIAS FARM memotong 2 ekor sapi
yang dilaksanakan di Rumah Potong Hewan (RPH) belakang Pasar Projo Ambarawa.
C. Sistem
Pelaksanaan
Pelaksanaan
prakerin dilaksanakan dibawah pengawasan pembimbing eksternal.Sebelum
melaksanakan Praktek Kerja Industri siswa diberi materi oleh pembimbing.
Kemudian pembimbing memberikan contong pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah itu barulah siswa mempraktekkan apa yang telah pembimbing contohkan.
System pelaksanaan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Teori
2. Praktek
langsung ke lapangan.
D. Prosedur
atau Skema Proses Produksi
Skema
proses penyembelihan sapi di RPH
1. Pemeliharaan
a. Vaksinasi
b. Pemberian
pakan
c. Pemberian
komboran
d. Sanitasi
2. Penyembelihan
a. Ternak
dating
b. Pemeriksaan
kesehatan
c. Penimbangan
hidup
d. Penyembelihan
e. Pemisahan
karkas dan hewan
f. Penimbangan
karkas
3. Pemasaran
a. Pemisahan
tulang
b. Pembuatan
kikil
c. Penjualan
daging
IV. PEMBAHASAN
A. Proses
Pemotongan
Penyembelihan
sapi dilaksanakan di RPH Ambarawa dimulai pukul 02.00 WIB sampai 07.00 WIB.
Pelaksanaan proses pemotongan hewan ternak dilaksanakan pada malam hari guna
menjaga agar daging terhindar dari hinggapan lalat yang dapat menjadi bibit –
bibit penyakit, sehingga mutu daging dapat terjaga. Selain itu pemotongan dilakukan pada malam hari juga
untuk menjaga kesehatan masyarakat disekitar RPH. Proses pemotongan hewan
ternak adalah sebagai berikut:
1. Penyembelihan
Hewan
Tujuan dari penyembelihan ini adalah mematikan hewan
dengan cara mengeluarkan darah dengan cepat dan secara total dari tubuh hewan
ternak. Proses pemotongan dilakukan dengan cara memurus pembuluh darah (vena
& arteri jugularis), kerongkongan (esophagus) dan barang tenggorok
(trachea).
2. Pengulitan
Setelah hewan dinyatakan mati atau tidak bernyawa
lagi selanjutnya dilakukan pengulitan pada seluruh bagian tubuh hewan ternak.
3. Pemisahan
Jeroan
Hewan ternak yang telah dikuliti, dibuka dan
dipisahkan jeroannya kemudian diangkat untuk dikeluarkan isi dagingnya.
4. Pemotongan
bagian – bagian tubuh
Pemotongan bagian – bagian tubuh dengan maksud agar
terpisah dari masing – masing anggota badan dan mempermudah konsumen untuk
memilih bagian yang diinginkan.
B. Pemasaran
Pemasaran
yang dilakukan adalah dengan menjual daging per kilogram kepada masyarakat
untuk bagian kepala sapi dan jeroan diolah menjadi bahan makanan seperti kikil
dan rambak.Sedangkan tulang dikumpulkan terlebih dahulu, jika sudah banyak lalu
dijual untuk dijadikan kerajinan atau tepung tulang.
C. Penanganan
Limbah RPH
Penanganan
limbah pasca pemotongan di RPH dilakukan hanya pada isi rumen, selain dari
limbah isi rumen tersebut seperti tulang, darah, kulit dan lainnya dijual pada
masyarakat atau perusahaan yang berproduksi di bidang limbah peternakan seperti
perusahaan kerupuk kulit, tepung tulang, tepung darah dan lainnya.
Sebenarnya
isi rumen dapat dijadikan kompos, akan tetapi RPH Ambarawa memilih untuk
membuang ke sungai. Cara pembuangannya yaitu dengan cara mencuci rumen di dalam
air yang mengalir lalu air hasil cucian dialirkan ke sungai saluran air tetapi
sebelum air hasil cucian sampai di sungai saluran air dibuat zig – zag agar
sampai di sungai hanya airnya saja, dan isi rumen yang ikut hanyut tersangkut
di dalam saluran air yang berbentuk zig – zag.
D. Standar
Operasional Prosedur (SOP) RPH
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
melaksanakan Prakerin di CV. INBIAS FARM Ambarawa, Kab. Semarang selama 3 bulan
terhitung tanggal 4 Februari sampai 4 Mei 2013, penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penulis
mengetahui tata laksana pemeliharaan sapi potong mulai dari pemilihan bakalan,
pengendalian penyakit serta pengobatannya, pemeliharaan yang baik, dan
pemasaran.
2. Penulis
mengetahui tata cara penanganan karkas di RPH Ambarawa dari penyembelihan
sampai penanganan daging dan pemasaran daging.
3. Penulis
mengetahui tata cara penanganan limbah baik limbah kandang maupun limbah RPH.
B. Saran
Dengan
adanya berbagai kelebihan dan kekurangan kegiatan Prakerin, penulis dapat
memberikan beberapa saran untuk pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Untuk
DU/DI
·
Tingkatkan dan perluas jangkauan
pembinaan serta bimbingan bagi peserta prakerin.
2. Untuk
Lembaga Pendidikan
·
Pembekalan sebelum berangkat Prakerin
hendaknya dilakukan secara optimal sehingga para siswa siap mental maupun
spiritual.
·
Guru pembimbing sebaiknya selalu
mengontrol perkembangan anak didiknya di lapangan agar siswa tidak merasa terabaikan
sewaktu prakerin.
3. Untuk
Peserta Prakerin
·
Disiplin dan etos kerja harus lebih
ditingkatkan dan dilaksanakan dengan sebaik – baiknya sehingga diperoleh hasil
yang memuaskan.
·
Mandaatkan pengalaman dan ilmu
pengetahuan sebagai modal untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dan
menjaga sopan santun dalam bertutur kata.
Demikian
saran – saran yang penulis sampaikan, mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait demi kemajuan kegiatan Prakerin selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, P.B.B.A., 1994a. Rumah
Pemotongan Hewan Ruminansia Indonesia, P.T. Bina Aneka Lestari, Jakarta.
Lestari, P.B.B.A., 1994a. Rancang Bangun
Rumah Potong Hewan di Indonesia, P.T. Bina Aneka Lestari, Jakarta.
Manual Kesmavel, 1993.Pedoman pembinaan
Kesmavel. Direktorat Bina Kesehatan Hewan Direktoran Jenderal Peternakan,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar